Kamis, 15 Desember 2011

TEROR ASPARTAME beserta KONTROVERSINYA

assalamualaikum wr.wb
baiklah, liat kata kontroversi jadi keinget artis yang penuh kontrovrsi yah muehehehh
yah kontroversi itu adalah sesuatu yang kebenarannya masih harus di konfirmasi ,,
ngeiat tulisan TEROR pasti pada kaget (lebay)
santai, ini gak sejahat TERORis ko apalagi kunci inggris *jauuuh
ini hanya bacaan ringan yang bisa dinikmati dengan minum secangir teh muehehehhe

baiklah, btw kenapa ose pilih tulis artikel ini.
karena nampaknya kontroversi ini sudah sangat melekat kepada masyarakat kita.
sms berantai, email berantai, tang lebih kerennya itu adalah broadcast message di BB mihihihi
banyak sekali nampaknya yang membicarakan masalah ASPARTAME ini ..
ih siapa sih aspartam, apa dia sekontroversi artis2 atau para koruptor ?
ga jug sih tapi menghantui hidup kita *yang ini gue tidur

yah banyak berita atau pesan yang beredah bahwa aspartame itu berbahaya
wiw, bahaya ? ngeri deeeh takut ..
langsung buang makanan yang lagi dimakan mueheheh
abisnya hampir semuanya pake aspartame, ampe vitamin c yang gue minum juga pake aspartame
mungkin ini sudah sangat lama menjadi kontroversi
tapi gue baru bergerak sekarang untuk menulis artikel ini ..

udah siap dengan artikel nya ?
sedikit berat sih, tapi yah ga usah digendong juga kali ..

kita mulai dari apa sih ASPARTAME itu ???
Aspartam merupakan pemanis sintetis non-karbohidrat, aspartyl-phenylalanine-1-methyl ester, atau merupakan bentuk metil ester dari dipeptida dua asam amino yaitu asam amino asam aspartat dan asam amino essensial fenilalanina.
Aspartam dijual dengan nama dagang komersial seperti Equal, Nutrasweet dan Canderel dan telah digunakan di hampir 6.000 produk makanan dan minuman di seluruh dunia. Terutama digunakan di minuman soda dan permen.(sumber: wikipedia.com)

bahayakah untk manusia ???
Aspartam telah dinyatakan aman digunakan baik untuk penderita kencing manis, wanita hamil, wanita menyusui bahkan anak-anak. Pengecualiannya hanya satu, penderita fenilketonuria. Menurut US Food and Drug Administration (FDA), The Joint Expert Committee on Food Additives (JECFA), Americam Medical association (AMA), The American Council On Sience and Health (ACSH) aspartam merupakan bahan makanan yang aman bagi kesehatan, hanya berpengaruh pada rasa manis.
Penelitian yang menggunakan aspartam secara bolus sebesar 34 mg/kg berat badan memperlihatkan bahwa walaupun hasil metabolisme aspartam dapat melewati sawar darah plasenta, jumlahnya tidak bermakna untuk sampai dapat menimbulkan gangguan saraf pada janin. Penelitian besar yang dilakukan terhadap manusia, bukan hewan tikus menjelaskan bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa minuman soda yang mengandung pemanis aspartam dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker. Aspartam dapat diurai oleh tubuh menjadi kedua asam amino tersebut dan termasuk pemanis nutritif. Hanya, aspartam tidak tahan suhu tinggi, karena pada suhu tinggi aspartam terurai menjadi senyawa yang disebut diketopiperazin yang meskipun tidak berbahaya bagi tubuh, tetapi tidak lagi manis. Karena itu, aspartam tidak dipakai dalam produk pembuat kue dan dipakai hanya untuk minuman, es krim, dan yoghurt. Jika dicerna secara normal oleh tubuh, aspartam akan menghasilkan asam aspartat dan fenilalanina. Dengan demikian, aman untuk dikonsumsi.
Fenilketonuria adalah penyakit di mana penderita tidak dapat memetabolisme fenilalanina secara baik karena tubuh tidak mempunyai enzim yang mengoksida fenilalanina menjadi tirosina dan bisa terjadi kerusakan pada otak anak. Dan karena itu perlu untuk mengontrol asupan fenilalanina yang didapatnya. Penyakit ini tidak pernah ditemukan di Indonesia, tetapi pada orang kulit putih, itupun kejadiannya hanya satu per 15.000 orang. Bukan hanya aspartam, tapi juga segala macam makanan yang mengandung fenilalanina termasuk nasi, daging dan produk susu. Karena itu, pada setiap produk yang mengandung aspartam ada tanda peringatan untuk penderita fenilketonuria bahwa produk yang dikonsumsi tersebut mengandung fenilalanina.
Untuk meningkatkan faktor keamanan dalam penggunaannya, FDA pun memberikan batas-batas pemakaian yang dianjurkan. Istilah yang dipakai adalah Acceptable Daily Intake (ADI) yang berarti asupan harian yang diperbolehkan. Ukuran yang dipergunakan adalah jumlah pemanis per kilogram berat badan per hari yang dapat dikonsumsi secara aman sepanjang hidupnya tanpa menimbulkan risiko. ADI adalah tingkat yang konservatif, yang umumnya menggambarkan jumlah 100 kali lebih kecil dibandingkan tingkat maksimal yang tidak memperlihatkan efek samping dalam penelitian binatang. ADI untuk aspartam adalah 40 mg/kg berat badan.

sudahkah ada bukti bahwa ASPARTAME aman ?
Aspartam telah dinyatakan aman digunakan baik untuk penderita kencing manis, wanita hamil, wanita menyusui bahkan anak-anak. Pengecualiannya hanya satu, penderita fenilketonuria. Menurut US Food and Drug Administration (FDA), American Dietetic Association (ADA), The Joint Expert Committee on Food Additives (JECFA), American Medical association (AMA), The American Council On Sience and Health (ACSH) atau European Commission’s Scientific Committee on Food (SCF) telah merekomendasikan bahwa aspartam merupakan bahan makanan yang aman bagi kesehatan.
Tahun 1981 aspartam mendapat persetujuan dari FDA untuk digunakan pada beberapa jenis makanan. Untuk mendapat persetujuan ini, tentu banyak penelitian ilmiah yang harus ditinjau terlebih dahulu. Setelah dinyatakan aman untuk dikonsumsi, barulah FDA mau menyetujuinya. FDA telah melakukan evaluasi terhadap pemakaian aspartam dalam makanan dan minuman sebanyak 26 kali sejak pertama kali menyetujui penggunaannya. Dan dari bukti-bukti ilmiah yang ada, maka sejak tahun 1996 FDA menyetujui penggunaan aspartam sebagai pemanis buatan yang dapat digunakan dalam semua makanan dan minuman.
Penelitian yang menggunakan aspartam secara bolus sebesar 34 mg/kg berat badan memperlihatkan bahwa walaupun hasil metabolisme aspartam dapat melewati sawar darah plasenta, jumlahnya tidak bermakna untuk sampai dapat menimbulkan gangguan saraf pada janin. Penelitian besar yang dilakukan terhadap manusia, bukan hewan tikus menjelaskan bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa minuman soda yang mengandung pemanis aspartam dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker. Aspartam dapat diurai oleh tubuh menjadi kedua asam amino tersebut dan termasuk pemanis nutritif. Hanya, aspartam tidak tahan suhu tinggi, karena pada suhu tinggi aspartam terurai menjadi senyawa yang disebut diketopiperazin yang meskipun tidak berbahaya bagi tubuh, tetapi tidak lagi manis. Karena itu, aspartam tidak dipakai dalam produk pembuat kue dan dipakai hanya untuk minuman, es krim, dan yoghurt. Jika dicerna secara normal oleh tubuh, aspartam akan menghasilkan asam aspartat dan fenilalanina. Dengan demikian, aman untuk dikonsumsi.
Menurut American Dietetic Association (ADA), pemanis aspartam aman dalam jumlah tertentu seperti yang direkomendasikan Food and Drug Administration (FDA). Hasil penelitian yang dilakukan FDA menyebutkan, aspartam masih dalam batas aman untuk manusia jika konsumsi per harinya sebanyak 40 mg/kg berat badan.
Menurut European Commission’s Scientific Committee on Food (SCF) pada tahun 1998 juga merekomendasikan bahwa aspartam aman. SCF juga telah melakukan review berbagai laporan penelitian terhadap 500 penelitian tentang aspartam sejak tahun 1998 hingga 2001. Hasil review tersebut menunjukkan, aspartam tetap aman dan tidak ada bukti kuat yang mengharuskan mereka mencabut pernyataan sebelumnya. Berdasarkan Acceptable Daily Intake (ADI), asupan aspartam yang direkomendasikan SCF adalah 40 mg/kg berat badan.
Untuk meningkatkan faktor keamanan dalam penggunaannya, FDA pun memberikan batas-batas pemakaian yang dianjurkan. Istilah yang dipakai adalah Acceptable Daily Intake (ADI) yang berarti asupan harian yang diperbolehkan. Ukuran yang dipergunakan adalah jumlah pemanis per kilogram berat badan per hari yang dapat dikonsumsi secara aman sepanjang hidupnya tanpa menimbulkan risiko. ADI adalah tingkat yang konservatif, yang umumnya menggambarkan jumlah 100 kali lebih kecil dibandingkan tingkat maksimal yang tidak memperlihatkan efek samping dalam penelitian binatang. ADI untuk aspartam adalah 40 mg/kg berat badan.
Setelah persetujuan diperoleh, bukan berarti tidak ada lagi penelitian lain yang dilakukan. Lebih dari 100 penelitian telah dilakukan sejak tahun 1981, dan sampai saat ini, FDA tidak mengubah pendapatnya. Aspartam kini telah disetujui penggunaannya di lebih dari 100 negara termasuk Indonesia.

well baiklah, sejauh ini hasil penelitian mengungkapkan bahwa aspartame aman di konsumsi ..
memang semua bahan kimia memiliki efek samping, termasuk obat bukan ..
sekarang tergantung kita yang membutuhkan dan menimbangnya ,,
tapi jika ada yang bilang aspartame memicu kanker itu yang justru menjadi bahan pembicaraan yang justru akan memberi efek ketakutan pada konsumen ...
selama anda memang membutuhkan bahan tersebut dan mempergunakan dengan kadar yang telah ditentukan , yah efek samping bisa dikurangi tentunya .
karena tubuh kita secara alami telah memiliki organ2 ekskresi , detoksifikasi dan antibodi yang sempurna ..
semoga saja info ini bisa bermanfaat untuk kita semua :)

sumber terkait :
http://mediaanakindonesia.wordpress.com/2011/02/18/amankah-aspartam-sebagai-pemanis-buatan/ 
http://id.wikipedia.org/wiki/Aspartam
http://kesehatan.kompas.com/read/2010/03/29/14041271/Aspartam..Si.Manis.yang.Menuai.Kontroversi